Sabtu, 10 April 2021

Khotbah Kristen Terbaru dan Terbaik yang Memotivasi


KHOTBAH KRISTEN

Khotbah Kristen






Ketakutan


Bacaan: Mazmur 118:5-9




“Jangan risau terhadap apa yang kudu engkau derita! Sesungguhnya Iblis bakal melemparkan lebih dari satu orang berasal dari antaramu ke di dalam penjara sehingga kamu dicobai dan kamu bakal mendapatkan ada gangguan sepanjang sepuluh hari. Hendaklah engkau setia hingga mati, dan Aku bakal mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”


Wahyu 2:10




Takut merupakan suatu tanggapan terhadap suatu semangat khusus seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Rasa risau merupakan tidak benar satu emosi basic tak hanya rasa marah, sedih dan bahagia. Dapat diambil alih asumsi bahwa ketakutan adalah suatu tanggapan emosi seseorang terhadap suatu ancaman. Saya yakin kita seluruh sebagai manusia tentu dulu mengalami ketakutan atau rasa takut.




Rasa risau yang dialami masing-masing orang berbeda-beda terkait berasal dari responnya terhadap suatu kondisi tertentu. Ketika rasa risau menguasai seseorang, biasanya orang itu tidak bisa berpikir bersama dengan bersama dengan logis.




Ketika ketakutan muncul, adakalanya seseorang bisa mengambil alih alih cara yang tidak cocok bersama dengan bersama dengan Firman Tuhan.




Misalnya saja kala seseorang risau oleh binatang dan ada binatang yang tidak disukainya mengejar, orang seterusnya bakal mengeluarkan umpatan atau kata kasar lainnya. Ketika seseorang risau bakal hari esok sebab kudu membayar hutang orang seterusnya bakal melacak cara untuk mendapatkan duwit kecuali saja bersama dengan bersama dengan mencuri.




Sayapun dulu mengalami rasa risau dan kala rasa risau itu semakin membesar akhirnya saya kudu berbohong untuk menutupi ketakutan yang saya rasakan.




Lalu sesungguhnya mengapa seseorang bisa jadi takut?




Seseorang bisa jadi risau sebab jadi sedang berhadapan bersama dengan bersama dengan suatu perihal terlebih seseorang yang jauh lebih kuat, jauh lebih besar dan jauh lebih besar dibandingkan bersama dengan bersama dengan dirinya. Orang seterusnya jadi dirinya lemah, kecil, tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa itu menandingi atau mengalahkan suatu perihal yang membuatnya ketakutan. Bisa saya suatu perihal atau seseorang itu laksanakan ancaman atau serangan terhadap diri kita sehingga kita jadi di dalam bahaya dan sekuat tenaga berupaya untuk melindungi diri berasal dari ancaman tersebut. Misalnya saja kala seseorang divonis oleh dokter bahwa ia memiliki penyakit beresiko dan usianya tinggal dua bulan lagi.




Apa yang bakal dijalankan oleh orang itu?




Pasti orang itu bakal ketakutan dan berupaya semaksimal kemungkinan terlebih mau mengeluarkan banyak duwit sehingga penyakitnya bisa sembuh dan ia bisa hidup lebih lama lagi. Beda halnya kecuali orang seterusnya cuma mengalami demam atau flu.




Orang seterusnya tentu tidak bakal jadi risau dan masih tenang di dalam menghadapinya.




Mengapa bisa begitu?




Ini sebab apa yang dialami dan dirasakan bukanlah suatu perihal yang besar dan mengancam diri kita. Dalam Lukas 12:4-5 dikatakan demikian “Aku bicara kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu risau terhadap mereka yang bisa membunuh tubuh dan kemudian tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku bakal menunjukkan kepada kamu siapakah yang kudu kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke di dalam neraka. Sesungguhnya Aku bicara kepadamu, takutilah Dia!” Dalam ayat seterusnya sudah sadar disebutkan bahwa kita tidak kudu risau bakal apapun. Yang kudu kita takuti adalah Tuhan Allah kita yang berkuasa atas hidup dan kehidupan kita.




Macam-macam Ketakutan



Setiap manusia tentu saja bakal mengalami rasa takut. Rasa risau itu lumrah dan sesungguhnya dibutuhkan untuk memberitahu kita bakal ada suatu bahaya sehingga bersama dengan bersama dengan ada rasa risau kita menjadi berhati-hati bakal suatu hal. Namun, kala ketakutan itu sudah terlampau menguasai kita, kita kudu mencoba menghilangkannya sebab ketakutan bisa membahayakan kesehatan kita kecuali rasa risau itu sudah tidak wajar. Berikut ini merupakan macam-macam ketakutan yang sebaiknya kita buang.




1. Takut gagal



Manusia tentu risau untuk gagal. Ketika mencoba suatu perihal yang baru berkenaan yang tentu keluar di dalam anggapan manusia yakni kegagalan. Jika kita berkesinambungan jadi risau gagal sebelum saat bakal mencobanya kemudian kapan kita bakal berkembang? Jika kita terlampau risau untuk gagal maka kamu bakal kecewa bersama dengan bersama dengan hasil yang bakal didapatkan nantinya. Sama halnya bersama dengan bersama dengan Musa. Ketika Tuhan mengutus Musa untuk melepas bangsa Israel, Musa sangsi dan jadi takut. Bahkan Musa bicara “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus. (Keluaran 4:13)” Ketika Musa bicara demikian, Tuhan pun marah dan menyuruh pergi bersama dengan bersama dengan kakaknya Harun. Pasti salah satu kita termasuk ada yang seperti Musa jadi risau sebelum saat bakal mencoba. Namun, berkenaan yang kudu kita percayai adalah Tuhan tetap menyertai kita dan segala pekerjaan yang kita lakukan.




Oleh sebab itu, janganlah kita risau gagal cuma sebab kita jadi diri kita lemah dan tidak memiliki potensi.




2. Takut untuk berubah



Perubahan adalah suatu perihal yang kudu bakal kita alami. Ketika seseorang risau untuk berubah, artinya orang seterusnya risau untuk berkembang. lukan Perubahan bukanlah suatu perihal yang kudu ditakutkan. Justru pergantian kita perlukan untuk bertumbuh dab berkembang. Berubah yang kita jalani haruslah pergantian ke arah yang positif. Dalam berkenaan ini berubah kudu menjadikan kita spesial yang lebih baik kembali dibandingkan sebelumnya. Kita kudu studi berasal dari Paulus. Paulus saja berani mempengaruhi hidupnya kala Tuhan memanggil dia untuk melayaniNya, kemudian apakah kita tetap risau untuk berubah?




3. Takut bakal jaman lalu



Tidak sedikit salah satu kita risau bakal jaman lalu. Masa kemudian seolah menjadi kenangan tidak baik dan momok menakutkan yang menghantui kehidupan kita. Terkadang jaman kemudian itulah yang sebabkan kita tidak berkembang sebab berkesinambungan menyalahkan diri sendiri atas jaman kemudian yang terjadi. Lukas 19:1-10 bercerita berkenaan Zakheus. Ia merupakan kepala pemungut cukai dan banyak orang memanggil Zakheus sebagai orang berdosa.




Namun, apa yang dijalankan Zakheus?




Zakheus tetap melangkah maju dan berupaya untuk melihat Yesus. Ia berupaya untuk tetap melangah terlebih kala orang lain menganggapnya sebagai manusia berdosa. Masa kemudian bukanlah penghalang bagi Zakheus untuk yakin kepada Allah. Kitapun termasuk mestinya seperti itu. Jangan jadikan jaman kemudian sebagai alasan untuk tidak maju dan berkembang. Bukankah jaman depan jauh lebih kudu berasal dari jaman lalu?




4.Takut diremehkan orang lain 



Perasaan risau ini bakal sebabkan seseorang menjadi tidak cukup yakin diri. Orang seterusnya bakal minder dan tidak berani untuk melangkah. Mari kita ingat kembali berkenaan kisah Daud yang melawan Goliat. Saat Daud bicara kepada Saul untuk melawan Goliat apa tanggapan Saul?




Saul tambah meremehkan Daud “Tidak kemungkinan engkau bisa hadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak berasal dari jaman mudanya sudah menjadi prajurit. (1 Samuel 17:33)” Jika kita ada diposisi Daud terhadap kala itu apakah yang bakal kita lakukan? Mungkin kita kan jadi minder kemudian bicara “Ah iya benar katamu, kecuali begitu lebih baik saya diam saja.” Beda halnya bersama dengan bersama dengan Daud. Ia tetap yakin terhadap dirinya sendiri terlebih tetap maju untuk melawan Goliat. Karena penyertaan Tuhan pula Daun menang dan bisa mengalahkan Goliat. Kitapun termasuk kudu seperti itu.




Jangan risau kala orang lain meremehkan kita. Buktikanlah kecuali kita bisa laksanakan apa yang tidak kemungkinan bagi mereka.




5. Takut bakal penolakan


Setiap orang baik saya maupun kamu tentu risau bakal namanya penolakan. Entah itu risau tidak diterima oleh pekerjaan yang diinginkan, risau tidak diterima di dalam suatu komunitas ataupun risau tidak diterima oleh orang yang dikasihi. Perasaan risau ini sering kadang sebabkan seseorang berupaya untuk tidak menunjukkan kekurangannya terlebih ada pula yang berupaya untuk menjadi orang lain. Yesuspun dulu tidak diterima kala berada di Nazaret.




Namun apa yang dilakukanNya?




Ia tidak risau terlebih tidak gentar sedikitpun. Apapun yang berjalan serahkanlah seutuhnya kepada Tuhan. Ketika seluruh orang menolakmu terlebih duniapun menolakmu, ingatlah bahwa Tuhan bakal tetap menerimamu bagaimanapun keadaanmu.




6. Takut untuk memilih



Setiap orang tentu bakal tetap dihadapkan oleh suatu pilihan. Dari kala terhubung matanya, manusia bakal dihadapkan oleh dua terlebih lebih pilihan yang kudu dipilih. Namun, kita sering kadang masih risau untuk memilih. Kita risau pilihan yang kita ambil justru itu bukanlah pilihan yang baik. Jika kita jadi risau untuk memilih, marilah kita minta hikmat Tuhan sehingga kita bisa pilih yang baik seturut bersama dengan bersama dengan kehendakNya.




7. Takut memiliki mimpi



Setiap orang tentu memiliki mimpi. Sejak kecil kemungkinan salah satu kita banyak yang memiliki mimpi. Namun, tak sedikit termasuk salah satu kita risau untuk bermimpi. Bermimpi bakal suatu berkenaan bukanlah berkenaan yang salah. Bahkan ada pepatah yang bicara demikian ”Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau bakal jatuh salah satu bintang-bintang.” Yakub bermimpi untuk bisa menikahi Rahel hingga ia bersedia bekerja terhadap Laban tujuh th. lamanya. Setelah tujuh th. apa yang terjadi? Laban tambah memberikan Lea anaknya yang lain. Namun sebab cintanyakepada Rahel iapun bekerja kembali sepanjang tujun th. lamanya. Karena pengharapan dan sikap yang tidak enteng menyerah yang dimiliki oleh Yakub akhirnya Yakub bisa menikahi Rahel. Jika kita sesungguhnya memiliki mimpi, jangan risau dan kejarlah mimpi itu hingga mendapatkannya. Karena menyerah kepada mimpi yang kita memiliki bukanlah suatu ketentuan yang tepat.




8. Takut bakal jaman depan



“Karena jaman depan sungguh ada, dan harapanmu tidak bakal hilang. (Amsal 23:18)” Disini sadar tertera bahwa jaman depan sungguh ada sebab Tuhan sudah menanggung jaman depan kita. Sebagai manusia sering kadang kita risau bakal jaman depan yang menunggu kita. Kita risau bakal apa yang bakal berjalan dikemudian hari sebab terhadap hari ini kita jadi tidak sangguh dan lemah.




Terkadang kita jadi tidak memiliki jaman depan sehingga kita pilih untuk tidak laksanakan apa-apa. Namun di dalam ayat seterusnya sadar dikatakan bahwa jaman depan sungguh ada bagi kita seluruh yang yakin kepadaNya. Bangsa Israel kala ada di padang gurun termasuk dulu jadi demikian. Ketika mereka di padang gurun, di belakang mereka terkandung pasukan Mesir yang siap untuk membunuh mereka.




Namun, di depan mereka ada laut Teberau yang tidak kemungkinan bisa mereka lewati.




Karena diperhadapkan di sedang kondisi yang tidak terlalu mungkin ini, bangsa Israel menjadi takut. Yang ada di anggapan mereka adalah kematian yang mengerikan dan mereka tidak memiliki harapan kembali untuk jaman depan mereka. Mereka lupa bahwa Tuhan tetap menyertai mereka di padang gurun. Pada siang hari Tuhan menyertai mereka bersama dengan bersama dengan tiang awan dan terhadap malam hari Tuhan menyertai mereka bersama dengan bersama dengan tiang api. Ketika kita menyerahkan jaman depan kita kepada Tuhan sepenuhnya, kita tidak kudu risau bakal jaman depan itu sebab Tuhan tentu bakal sedia kan jaman depan yang indah bagi anak-anakNya.




Cara Untuk Mengatasi Rasa Takut


Ketakutan yang dimiliki oleh manusia tentu saja kudu diatasi. Lalu bagaimana cara kita untuk mengatasinya?




1. Memiliki Iman di di dalam Yesus



Dalam Matius 8:26 Yesus bertanya kepada murid-muridNya “Mengapa kamu takut, kamu yang tidak cukup percaya?” Sekarang mari balikkan pertanyaan itu kepada kita. Jika Tuhan bertanya seperti itu apa yang bakal kita jawab? Ketika kita memiliki iman kepada Yesus, kita tentu tidak bakal risau untuk meniti hidup ini. Kita bakal yakin bahwa Tuhan bakal pelihara dan menyertai kita kapanpun dan dimanapun kita berada.




2. Memiliki komitmen hingga akhir kepada Yesus



Dalam Wahyu 2:10 Yesus menyuruh kita untuk setia hingga mati kepadaNya. Ketakutan yang kita rasakan merupakan rancangan Iblis untuk menjauhi kita berasal dari Allah. Ketika manusia merasakan rasa takut, manusia bakal laksanakan tindakan yang tidak mau dan seturut firmanNya. Oleh sebab itu, marilah kita menunjukkan komitmen kita kepada Allah hingga akhir hidup kita. Jangan biarkan iblis berhasil menangani kita berasal dari kasih Allah cuma rasa risau yang kita miliki.






Memang benar kecuali ketakutan merupakan berkenaan yang tidak bisa dipisahkan di dalam diri manusia. Rasa risau itu terlebih bisa saja keluar masing-masing hari di dalam kehidupan manusia. Baik sesungguhnya memiliki rasa risau sebab rasa risau merupakan tanggapan kita terhadap suatu kondisi yang bisa membahayakan bagi kita. Namun, kecuali kita berkesinambungan melepas ketakutan itu menguasai diri kita justru ketakutan itu bakal sebabkan kita tidak bisa melangkah maju ke depan.




Ketakutan itu bakal menghindar kita untuk bisa merasakan kasih dan kuasa Allah. Jika kita risau bakal hari esok atau bakal jaman depan yang bakal kita hadapi kelak, ingatlah bahwa Tuhan sudah menanggung jaman depan kita. Bahkan di dalam Matius 6:34 disebutkan demikian “Sebab itu janganlah kamu risau bakal hari besok, sebab hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”




Hari esok yang kita jalani sudah Tuhan atur. Satu berkenaan yang kudu diingat bahwa di dalam segala kondisi terlebih di dalam kondisi terburuk samasekali Tuhan tetap menyertai kita. Jangan jadi kita sendirian dan tidak memiliki siapa-siapa. Tuhan tetap beserta kita disetiap detik kehidupan kita, terlebih sehelai rambut yang kita memiliki Tuhan sadar jumlahnya.




Jangan biarkan ketakutan yang kita memiliki justru menghindar kita untuk merasakan kasih Bapa. Agar kita tidak jadi takut, senantiasalah dekat denganNya sebab ketenangan bakal kita dapatkan kecuali kita tetap dekat denganNya.




Ketika ketakutan berkesinambungan ada, ketakutan cuma sebabkan kita lemah dan kalah sebelum saat bakal mencoba terlebih kita bosa menjadi lupa bakal Kedatangan penyertaan Tuhan. Mari kita melenyapkan rasa risau itu. Kita gantikan ketakutan yang kita memiliki bersama dengan bersama dengan keberanian berasal dari Allah. Daripada kita risau bakal hari esok atau bakal apa yang bakal berjalan bersama dengan bersama dengan diri kita lebih baik kita gantikan bersama dengan bersama dengan rasa risau kita kepada Tuhan. Ketika kita memiliki rasa risau kepada Tuhan, kita bakal berupaya untuk menyenangkan hatiNya dan berlaku seturut denganNya. Bukankan risau bakal Tuhan yang sesungguhnya diinginkan olehNya? Tuhan Yesus memberkati.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar