Kamis, 16 Juli 2020

Pengertian Serta Makna Rabu Abu Dalam Agama Kristen


Rabu Abu merupakan hari pertama terhadap jaman Pra-Paskah di dalam liturgi tahunan gerejawi yang ditentukan jatuh terhadap hari rabu 40 hari sebelum akan hari Paskah tanpa menghitung hari Minggu atau 44 hari terhitung hari Minggu sebelum akan hari Jumat Agung.
Pada Hari Rabu Abu umat yang datang ke gereja mampu diberi isyarat salib terhadap dahinya mengunakan abu yang dijadikan sebagai simbol terhadap upacara ini. Penggunaan abu sebagai simbol ini mempunyai tujuan untuk mengingatkan umat mampu ritual Israel kuno diaman seseorang menaburkan abu di atas kepalanya atau diseluruh tubuhnya sebagai isyarat kesedihan, penyesalan maupun pertobatan.
Umat Katolik berasumsi Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat bahwa manusia adalah fana supaya kelak ia mampu kembali kembali kepada sang Pencipta yaitu Bapa di Sorga. Untuk memperingati Rabu Abu ini, umat Katolik yang berusia 18-59 tahun diwajibkan berpuasa tau berpantang sepanjang 40 hari dengan batasan makan kenyak paling banyak satu kali.
Pengunaan abu ini rupanya udah dipakai sejak dahulu terhitung oleh Gereja Perdana. Buku yang berjudul “De Poenitentia” yang ditulis oleh Tertualinus kurang lebih tahun 160 sampai 220 membuktikan jika pendosa yang idamkan bertobat perlu hidup tanpa bersenang-senang dan perlu memakai kain kabung dan terhitung abu. Sejarawan Gereja Perdana terhitung menyebutkan bahwa terhadap pas itu tersedia seorang murtad yang bernama Natalis yang datang terhadap Paus Zephyrinus dengan mengenang kain kabung dan terhitung abu lantas memohon pengampunan supaya dosanya diampuni. Menurut berbagai sumber tertera menyebutkan bahwa dimasa yang mirip mereka yang idamkan bertobat dimuka umum maka imam mampu memakaikan abu terhadap kepala mereka setelah mereka melaksanakan pengakuan.
Tidak cuma sampai disana, terhadap abadpertengahan mereka sedang menghadapi ajal mampu dibaringkan di atas tanah beralaskan kain kabung lantas seorang imam mampu memercikannya dengan abu lantas mengimbuhkan berkat memakai air suci.
Dari beberapa perihal yang diuraikan, maka untuk memperingati Rabu Abu digunakan abu sebagai isyarat awal jaman Pra Paskah yang berjalan sepanjang 40 hari. Ternya ritual Rabu Abu ini udah diawali sejak abad kedelapan tepatnya terhadap jaman Gregorian Sacramentary.
Sesudah abad pertengahan sesudah itu maka gereja Mengenakan abu sebagai isyarat dimulainya jaman pertobatan Pra Paskah supaya kita mampu mengingat jika manusia tidaklah abadi supaya ia perlu bertobat dengan menyesali dosa-dosa yang pernah diperbuatnya. Pada pas ini, abu yang dipakai di dalam Perayaan Rabu Abu disita berasal dari abu daun palma yang udah diberkati terhadap Minggu Palma terhadap tahun sebelumnyaj yang kemudia dibakar oleh pastur dan memberkati dan terhitung menorehkan abu hasil pembakaran ke dahi umat membentuk isyarat salib sambil bicara demikian “Ingat, engkau berasal berasal dari debu dan mampu kembali menjadi debu,” atau “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”
Perayaan Rabu Abu

Perayaan Rabu Abu
Rabu Abu merupakan hari pertama jaman pra paskah yang menandai bahwa kita orang yakin udah memasuki jaman tobat sepanjang 40 hari sebelum akan sesudah itu memasuki Paskah. 40 hari ini sebetulnya miliki persentase makna rohani yang menadakan lamanya jaman persiapan. Dalam Alkita kita mampu memandang banyak kata 40 hari di dalamnya. Misalnya saja Musa yang berpuasa sepanjang 40 hari sebelum akan menerima 10 Perintah Allah. Bahkan Tuhan Yesus sendiri berpuasa 40 hari 40 malam lamanya di padang gurun sebelum akan Ia memulai pewartaan-Nya kepada orang banyak.
Penentuan hari Rabu sendiri disebabkan karena penghitungan yang ditunaikan sepanjang 40 hari sebelum akan hari Minggu Paskah dengan lewat tiap tiap hari Minggu karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan kebangkitan Kristus. Dalam seminggu, gereja Katolik memilih umat perlu berpuasa sepanjang 6 hari di dalam seminggu yang ditunaikan sepanjang 6 minggu disempurnakan 4 hari supaya genap 40 hari.
Dikatakan sebagai Rabu Abu karena perayaan ini tiap tiap tahunnya diperingati terhadap hari Minggu dengan memakai abu sebagai simbol pertobatan. Dari itu semua, penggunaan abu ini terhitung untuk mengingatkan umat bahwa suatu pas ia mampu mati dan kembali menjadi debu (manusia fana).
Makna Rabu Abu

Makna Rabu Abu
Rabu Abu sendiri sebetulnya tidak cuma bicara perihal abu yang mempunyai makna pertobatan dan terhitung rasa penyesalan atas segala dosa yang pernah dilakukannya sekaligus menghayati pertobatan itu dengan melaksanakan puasa atau pantangan sepanjang 40 hari. Rabu Abu sendiri sebetulnya terhitung bicara perihal puasa yang ditunaikan oleh umat dengan menahan hawa nafsu dan berpantang supaya tidak melaksanakan tingkah laku dosa kembali dan terhitung diharuskan untuk tambah acuhkan dengan sesama.
Adapun makna berasal dari Rabu Abu sendiri yaitu:
1. Makna Rabu Abu melalui Abu yang digunakan sebagai simbol perayaan
Berbicara perihal abu, pasti kita menjadi abu itu tidak mempunyai makna karena abu adaah perihal yang tidak miliki nilai dan terhitung cuma mempunyai pengaruh suatu hal yang bersih menjadi kotor. Namun siapa sangka, abu yang menjadi simbol perayaan Rabu Abu ini mempunyai makna yang amat dalam. Sejak zaman dulu, abu digunakan sebagai simbol pertobatan atau penyesalan terhadap dosa yang ditunaikan semasa hidup. Di di dalam Kejadian bahkan disebutkan bahwa manusia itu berasal berasal dari debu dan kelak mampu kembali kembali menjadi debu. Ini berjalan sebelum akan Roh Allah dihembuskan terhadap manusia. Roh Allah yang dihembuskan terhadap manusia disimpulkan bahwa tanpa Allah manusia cuma debu dan ia cuma mampu berbuat dosa.
Jika dicermati berasal dari aspek teologis, Rabu Abu sendiri mempunyai makna pertobatan dan penyesalan manusia terhadap dosa-dosa yang dilakukannya. Manusia terhitung mengerti bahwa hidupnya adalah fana supaya ia kelak mampu kembali menjadi debu dan hidup dengan dengan Bapa di Sorga supaya hidup manusia seutuhnya terkait dengan rahmayt Allah.
Tanda salib yang ditorehkan di dahi pas perayaan Rabu Abu terhitung mempunyai maksud yaitu supaya tiap tiap individu mampu menghayati makna Rabu Abu di dalam hidupnya dan terhitung mampu menjadi pengingat mampu ritual Israel kuno di mana pas seseorang menaburkan abu di atas kepala atau semua bagian tubuh sebagai isyarat mampu kesedihan, penyesalan, perkabungan bahkan pertobatan.
2. Makna Rabu Abu melalui Puasa
Umat Katoli khususnya, mampu berpuasa dan berpantang sepanjang 40 hari untuk memperingati Rabu Abu sampai hari raya Paskah. Angka 40 hari ini disita berasal dari puasa yang ditunaikan oleh Yesus sepanjang 40 hari 40 malam di padang gurun. Karena kita merupakan miliki Kristus seutuhnya, maka selurh umat diajak untuk untuk mengerti makna sesudah itu dengan ikut berpuasa dan berpantang.
Puasa yang ditunaikan merupakan sikap menyangkal diri berasal dari segala perihal yang disukai dan terkait dengan nafsu duniawi dan terhitung jauhi segala tingkah laku yang mampu membuat dosa diawali berasal dari jaman Rabu Abu sampai Paskah. Puasa yang ditunaikan ini tentu saja mempunyai tujuan untuk memperbaharui hidup sebagai ciri utama berasal dari pengikut Kristus.
Berpantang yang ditunaikan sepanjang jaman Rabu Abu merupakan pantangan untuk tidak memakan daging atau tidak memakan makanan lain yang udah ditentukan oleh Konferensi para Uskup yang ditunaikan tiap tiap hari Jumat sepanjang tahun, jika jika hari Jumat sesudah itu terhitung di dalam hitungan hari raya.
Pantang mampu ditunaikan oleh seseorang yang usianya genap 14 tahun tapi puasa ditunaikan oleh semua orang yang udah menginjak deasa sampai kurang lebih 60 tahun.
Demikianlah artikel perihal Rabu Abu ini dibuat. Kiranya artikel ini mampu mengimbuhkan Info dan menjadi berkat bagi kita semua. Semoga kita umat yang yakin kepadaNya mampu memaknai Perayaan Rabu Abu ini dengan penuh kesungguhan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar