Senin, 07 Desember 2020

Alasan Kenapa ada Pulau Natal? Begini Sejarahnya


Pulau Natal atau Christmas Island merupakan sebuah pulau kecil mempunyai Australia. Mungkin bagi kami nama pulau ini tetap menjadi asing meskipun pulau ini dekat dengan Indonesia terutama Pulau Jawa. Pulau ini sempat menjadi kontroversi pada pihak Indonesia dan pihak Australia perihal siapa yang sesungguhnya berhak mempunyai pulau ini dikarenakan Australia begitu saja mengklaim kepemilikan atas pulau Natal. Jika diamati berasal dari faktor geografis dan etnis, pulau ini lebih mempunyai kemiripan dengan Indonesia dibandingkan dengan Australia.
Pulau Natal merupakan wilayah yang terdiri berasal dari satu pulau saja yang terdapat di Samudera Hindia dan merupakan wilayah teritorial Indonesia. Pulau ini mempunyai iklim tropis seperti Indonesia. Pulau Natal terdapat 2.600 km (1.600 mil) berasal dari arah barat laut kota Perth, Australia Barat, dan terdapat sejauh 500 km (310 mil) berasal dari arah selatan Jakarta, Indonesia dan 975 km (606 mil) berasal dari Pulau Cocos (Keeling).
Luas keseluruhan Pulau Natal yakni 135 km2. Sekitar 63% wilayah pulau ini merupakan taman nasional dengan keanekaragaman flora dan fauna yang unik, lebih dari satu bagian berasal dari hutan tropis di pulau ini merupakan wilayah hutan purba yang mirip sekali belum terjamah sehingga menjadi daerah tinggal bagi flora dan fauna endemik. Salah satu hewan yang banyak terkandung di pulau ini yakni burung dan kepiting merah atau Red Crab yang dapat raih 100 juta ekor. Beberapa sumber menjelaskan bahwa sebelum akan dihuni oleh manusia, pulau ini dihuni oleh ribuan ekor burung yang bermigrasi setelah itu menetap di pulau ini. Bisa dikatakan bahwa pulau ini merupakan pulau yang terisolasi sampai abad ke-19 sehingga tidak mengherankan apabila flora dan fauna endemik tetap relatif banyak ditemukan dikarenakan ekosistemnya tidak terganggu oleh Kedatangan manusia.
Populasi penduduk di pulau ini sebesar 1.402 warga yang tinggal di sejumlah daerah pemukiman di ujung utara pulau. Pemukiman daerah tinggal warga Pulau Natal yakni Settlement atau Flying Fish Cove atau Kampung, Silver City, Poon Saan dan Drumsite. Penduduk yang terkandung di Pulau Natal merupakan penduduk dengan campuran etnis China, Melayu dan Eropa yang kebanyakan singgah berasal dari daratan Australia. Keragaman kultur dan agama di pulau Natal ini ditandai dengan berdirinya beraneka daerah ibadah seperti Gereja, Masjid dan juga kuil.
Berdasarkan information Biro Pusat Statistik Australia berasal dari sensus tahun 2001 etnis penduduk Pulau Natal terdiri berasal dari 70% China, 20% Eropa dan 10% Melayu. Bila merujuk kepada information CIA World Factbook, kepercayaan yang dianut oleh penduduk Pulau Natal terdiri berasal dari Buddha 36%, Kristen 18%, Islam 25% dan agama dan juga kepercayaan lainya 21%. Sedangkan Bahasa yang digunakan oleh penduduk pulau ini terdiri berasal dari Bahasa Inggris sebagai Bahasa resmi, Bahasa China dan Bahasa Melayu.
Asal Mula Nama Pulau Natal
Pulau Natal pertama kali ditemukan oleh pelaut Inggris yakni kapten William Mynors yang sedang melakukan pelayaran memanfaatkan kapal Royal Mary mempunyai British East India Company. Kapal mempunyai kapten Mynors melintasi pulau ini terhadap waktu hari Natal tahun 1643 tepat 375 tahun yang lalu. Karena terhadap waktu ditemukan pulau ini belum mempunyai nama, maka kapten Mynors menamai pulau ini Pulau Natal atau Christmas Island dikarenakan pulau ini ditemukan tepat terhadap waktu hari Natal.
Awal abad ke 17 sebelum akan tahun 1666, Pulau Natal telah dimasukkan ke di didalam peta navigasi pelaut Inggris dan Belanda dikarenakan terhadap tahun setelah itu seorang kartografi Belanda bernama Pieter Goos menerbitkan sebuah peta dan memasukkan pulau setelah itu dengan nama pulau Mony, nama Mony sendiri berarti “belum jelas”.
Pada waktu itu, information perihal pulau kecil ini belum lengkap dikarenakan kapten Mynors sebagai penemu pertama Pulau Natal, tidak meninggalkan banyak catatan. Informasi yang lebih detail soal Natal baru didapatkan sehabis penjelajah laut asal Inggris William Dampier dengan kapalnya yang bernama Cygnet, tiba di Pulau Natal terhadap Maret 1688.
Sebenarya, obyek awal Dampier adalah Pulau Cocos, tapi dikarenakan cuaca buruk menyebabkan kapalnya dialihkan ke arah timur dan pada akhirnya terdampar di Pulau Natal. Dalam catatannya berjudul “Voyages”, Dampier menulis bahwa waktu dia dan anak buahnya tiba disana, pulau setelah itu tidak berpenghuni. Untuk mengecek suasana sekitar pulau, William menyuruh dua orang anak buahnya untuk turun dan memeriksa pulau tersebut. Akhirnya dua kru kapal setelah itu menjadi penduduk pertama yang menetap di Pulau Natal, tapi Dampier dan kru lainnya melanjutkan penjelajahan ke daerah lainnya.
Sejarah Singkat Pulau Natal
Pulau Natal pertama kali dikuasai oleh Kerajaan Inggris terhadap tanggal 6 Juni 1888 sehabis Sir John Davis Murray menemukan kadar fosfat murni yang terkandung di pulau ini. Segera seteah itu sebuah pemukiman kecil terbentuk di Flying Fish Cove oleh G. Clunies Ross yang merupakan pemilik berasal dari kepulauan Cocos yang terdapat sejauh 975 km berasal dari pulau Natal. Ia singgah ke pulau ini dengan obyek untuk memperoleh kayu dan pasokan bagi pembangunan industri di Pulau Cocos.
Pertambangan fosfat yang tersedia di pulau ini diawali terhadap tahun 1890 dengan memanfaatkan para pekerja paksa orang-orang Melayu berasal dari pulau Singapura, Malaya dan China. Para pekerja paksa ini pada akhirnya menetap di sini sehingga etnis dominan Pulau Natal merupakan etnis China dan Melayu. Pertambangan fosfat yang tersedia di Pulau Natal selalu tersedia sampai waktu ini, tapi aktivitas pertambangan yang tersedia tidak mengganggu apalagi menyebabkan rusaknya keindahan yang disuguhkan oleh pulau ini.
Pada waktu perang dunia kedua, Pulau Natal mempunyai nasib yang nyaris mirip dengan Indonesia. Pulau ini jatuh ke tangan pasukan Jepang. Pada bulan November 1943, lebih berasal dari 60% penduduk yang tersedia di pulau ini  dievakuasi ke camp tahanan di Surabaya (Indonesia) sehingga penduduk yang tersisa di pulau ini tidak lumayan berasal dari 500 orang China dan Melayu dan juga 15 orang Jepang. Perlu diketahui, Pulau Natal apalagi sempat menjadi pusat pengujian senjata nuklir oleh pemerintah Inggris pada tahun 1956 dan 1958 sebagai bagian berasal dari Operasi Grapple.
Pada tahun 1957, Kerajaan Inggris menyerahkan Pulau Natal kepada pemerintah Australia dengan konpensasi sebesar £2.9 Juta Pundsterling. Dan sejak tahun 1997, Pemerintah Federal Australia menyatukan administrasi Pulau Natal dengan Pulau Cocos (Keeling) ke di didalam kesatuan Administrasi dengan nama Australian Indian Ocean Territories (Wilayah Teritorial Australia di Samudera Hindia) dan dikepalai oleh seorang Administratur yang berkedudukan di Pulau Natal.
Baca juga : Makna Pohon Natal
Keindahan Pulau Natal
Pulau natal
http://blog.ub.ac.id/ykzirafmaysih/files/2013/12/ss.jpg
Selain pertambahan fosfat yang lumayan besar dan keanekaragaman flora dan fauna endemik di pulau ini, Pulau Natal merupakan tidak benar satu pulau dengan obyek rekreasi yang tidak boleh dilewatkan. Karena letaknya di daerah Samudera Hindia, pulau ini menawarkan suatu perihal yang amat luar biasa. Pantai yang tersedia di pulau ini amat indah dengan pemandangan segera ke arah Samudera Hindia. Bahkan tidak dipungkiri bahwa pemerintah Australia memperoleh banyak keuntungan berasal dari sektor wisata yang tersedia di pulau ini. Selain sektor wisata yang mengagumkan, Pulau Natal juga mempunyai kekayaan laut yang luar biasa. Bahkan lebih dari satu sumber menjelaskan bahwa Pulau Natal dapat menghasilkan hasil laut seperti ikan dan kepiting di didalam jumlah yang besar. Tak heran kecuali banyak traveller yang menjadikan destinasi wisata yang patut dikunjungi.
Demikianlah Info perihal Pulau Natal. Semoga berguna bagi kami semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar